Nilai dan norma menjadi suatu
hal yang melekat di dalam masyarakat secara turun temurun, serta dianggap
sebagai kebaikan dan kebenaran itu sendiri. Nilai adalah suatu bentuk abstrak
dari hal-hal yang bersifat ideal dan disepakati bersama dalam masyarakat. Norma
lebih bersifat aturan umum yang ada di masyarakat. Antara nilai dan norma
tersebut terwujud dalam kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat tertentu.
Nilai
adalah sesuatu yang dianggap tinggi dan menjadi landasan dalam kehidupan
bermasyarakat. Nilai sosial adalah hasil dari anggapan-anggapan masyarakat
terhadap perilaku individu.
nilai
adalah aroma yang muncul dari harumnya bunga, sedangkan norma diibaratkan
sebagai cara kita menumbuhkan bunga tersebut, memelihara, dan menjaganya.
Dengan demikian, nilai dan norma bergabung menjadi satu dalam sebuah kebudayaan
yang ada di masyarakat. Kebudayaan memiliki berbagai macam unsur di dalamnya,
termasuk nilai dan norma tersebut.
Bagi
manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala
tingkah laku, dan perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan
dan pandangan hidup seseorang dalam masyarakat. Kehidupan bersama di masyarakat
memerlukan pengertian yang harus diperhatikan, yaitu pembentukan pribadi
manusia sebagai warga masyarakat.
Pengertian moral, menurut Suseno (1998)
adalah ukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai
warga masyarakat, dan warga negara. Sedangkan pendidikan moral adalah
pendidikan untuk menjadaikan anak manusia bermoral dan manusiawi. Sedangkan menurut
Ouska dan Whellan (1997), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat
dalam diri individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam diri individu,
tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujut aturan. Moral dan
moralitas memiliki sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-buruk
sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk. Dengan
demikian, hakekat dan makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang
memiliki moral dalam mematuhi maupun menjalankan aturan.
Di
dalam masyarakat, selain terdapat nilai yang dijadikan landasan sikap dalam
melakukan tindakan dan perilaku, juga terdapat norma yang dijadikan landasan
aturan sebagaimana hukum. Norma menjadi pedoman bagaimana individu seharusnya
bertindak, bersikap dan menyesuaikan dengan aturan-aturan yang ada.
Aturan-aturan ini muncul secara turun-temurun, dan biasanya akan terus menjadi
tradisi dari nenek moyang sampai generasi di bawahnya jika tidak ada pengaruh
yang muncul dari luar. Misalnya, kebudayaan barat yang gencar masuk melalui
media massa yang ada sekJika nilai adalah sesuatu yang baik, diinginkan, dan
dicita-citakan oleh masyarakat, norma merupakan aturan bertindak atau berbuat
yang dibenarkan untuk mewujudkan cita-cita tersebutarang.
Jenis-jenis
Nilai
Nilai
Sosial
Nilai
sosial adalah sebuah patokan bagi manusia dalam menjalani kehidupannya dengan
orang lain. [2]
Nilai sosial ini diyakini memiliki kemampuan untuk memberi arti dan memberi
penghargaan terhadap orang lain.[5]
Nilai sosial ini dibedakan lagi menjadi dua macam yaitu, nilai yang pada
hakikatnya bersifat sosial dan nilai ini meliputi ikatan keluarga,
persahabatan, dan cinta terhadap negeri, kemudian yang kedua adalah
nilai yang mendukung nilai pertama (hakikat sosial).[2]
Nilai kedua inilah yang dipakai manusia untuk berelasi dengan dunia sosialnya.[2]
Nilai
Budaya
Nilai
budaya merupakan bentuk nyata dari usahanya untuk memanusiakan manusia (civilization).[2] Nilai budaya adalah proses kemajuan
manusia pada masa lampau kemudian menjadi titik tolak untuk melanjutkan
kehidupannya pada masa sekarang dan masa depan.[2]
Nilai
Religius
Nilai
religius ini memfokuskan relasi manusia yang berkomunikasi dengan Tuhan.[5] Scheler mengungkapkan bahwa dalam
hubungan dengan Tuhan,
manusia mendapatkan pengalaman mengagumkan yang tak terhapuskan mengenai Personalitas Luhur yang
digambarkan secara metaforis dalam dogma-dogma agama, ritus-ritus, dan mitos.[4]
Untuk memahami nilai religius ini, hanya dengan iman dan cinta terhadap manusia
dan dunialah manusia menyadari bahwa Tuhan itu merupakan Pencipta, Yang Mahatahu,
dan Hakim bagi dunia ini.[5]
Melalui nilai religius ini, manusia berhubungan dengan Tuhannya melalui
kebaktian, pujian dan doa, kesetiaan dan kerelaan berkurban bagi Tuhan.[2]
Nilai
Moral
Nilai moral merupakan sistem nilai utama
antara nilai-nilai yang ada dalam diri manusia dengan nilai-nilai yang
ditemukan dalam sebuah era atau bangsa (Max Scheler.
2007 (new edition). Ressentiment. USA: Marquette University Press.
Hlm.51-53.) Nilai
moral ini adalah nilai yang menjadikan manusia berharga, baik, dan bermutu
sebagai manusia, Nilai moral untuk masyarakat tertentu
meliputi nilai yang memajukan manusia, antara lain internasionalisme dan
kerjasama antarbangsa (A.
Mangunhardjana. 1997. Isme-isme dalam Etika dari A sampai Z. Yogyakarta:
Kanisius. Hlm.11-15)
Nilai
Intrinsik
Nilai
intrinsik adalah nilai yang dikejar demi kepentingan diri sendiri.[2] Yang termasuk dalam nilai ini adalah
keinginan manusia dalam memenuhi kesehatan tubuh dan jiwanya, ilmu pengetahuan,
kedamaian batin, persahabatan, dan kebutuhan religius.[2]
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah
manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai
nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia
tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.
Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara
ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu
tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman
sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau
sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang
diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin
dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan
bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan
masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam
ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai
dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral
yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama.
Kata
moral berasal dari bahasa Latin “mos” yang mempunyai kebiasaan. Kata mos jika
akan dijadikan kata keterangan atau kata nama sifat lalu mendapat perubahan
pada belakangnya, sehingga kebiasaan jadi moris, dan moral adalah kata nama
sifat dari kebiasaan itu, yang semula berbunyi moralis.
Moral
menurut Salam (2000: 12) adalah ilmu yang mencari keselarasan
perbuatan-perbuatan manusia (tindakan insani) dengan dasar-dasar yang
sedalam-dalamnya yang diperoleh dengan akal budi manusia.
Adapun
moral secara umum mengarah pada pengertian ajaran tentang baik buruk yang
diterima mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti, dan sebagainya.
Remaja dikatakan bermoral jika mereka memiliki kesadaran moral yaitu dapat
menilai hal-hal yang baik dan buruk, hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan serta hal-hal yang etis dan tidak etis. Remaja yang bermoral
dengan sendirinya akan tampak dalam penilaian atau penalaran moralnya serta
pada perilakunya yang baik, benar, dan sesuai dengan etika, Selly Tokan (dalam
Asri Budiningsih, 1999: 5).
Moral
merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral
juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan, dan kelakuan (akhlak).
Demoralisasi berarti kerusakan moral. Moral juga dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
a.
Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai suatu
pengejawantahan dari pancaran ilahi. Moral murni disebut juga hati nurani.
b.
Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran pelbagai ajaran filosofis,
agama, adat yang menguasai pemutaran manusia (Agus, 2011)
Kata
moral selalu mengacu kepada baik buruk manusia. Sikap moral disebut juga
moralitas yaitu sikap hati seseorang yang terungkap dalam tindakan lahiriah.
Moralitas adalah sikap dan perbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih dan
hanya moralitaslah yang dapat bernilai secara moral.
Nilai
moral dapat diperoleh di dalam nilai moralitas. Moralitas adalah kesesuaian
sikap dan perbuatan dengan hukum atau norma batiniah, yakni dipandang sebagai
kewajiban.
Menurut
Kohlberg (1977: 5) penalaran atau pemikiran moral merupakan faktor penentu yang
melahirkan perilaku moral. Oleh karena itu, untuk menemukan perilaku moral yang
sebenarnya dapat ditelusuri melalui penalarannya. Artinya pengukuran moral yang
benar tidak sekadar mengamati perilaku moral yang tampak, tetapi harus melihat
pada penalaran moral yang mendasari keputusan perilaku tersebut.
Bila
dikatakan bahwa karya sastra itu semata-mata tiruan alam, maka dengan
sendirinya sastra itu bisa dipandang sebagai sesuatu yang tidak memperjuangkan
kebenaran. Dalam kenyataan ukuran kebenaran merupakan ukuran yang sering
digunakan dalam menilai suatu karya sastra. Pembaca sering mempertanyakan
tentang sesuatu yang diungkapkan pengarang itu mempunyai hubungan dengan
kebenaran. Nilai-nilai moral atau lainnya dalam kehidupan sehari-hari, sikap
dan tingkah laku tokoh tersebut hanyalah model-model atau sosok yang sengaja
ditampilkan pengarang sebagai sikap dan tingkah laku yang baik atau diikuti
minimal dicenderungi oleh pembaca.
Dengan
demikian aspek moral adalah segala aspek yang menyangkut baik buruknya suatu
perbuatan. Dalam hal ini mengenai sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, dan
susila.
Adapun
bentuk-bentuk moral sebagai berikut:
a.
Sosial
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosial adalah segala sesuatu yang berkenaan
dengan masyarakat, suka memperhatikan kepentingan umum, suka menolong, dan
sebagainya (Suharso dan Ana Retnoningsih, 2009: 498).
Manusia
dijadikan Allah swt., dalam bentuk yang tidak hidup sendirian, karena tidak
dapat mengusahakan sendiri seluruh keperluan hidupnya baik untuk memperoleh
makanan, memperoleh pakaian, dan semuanya. Dengan demikian manusia memerlukan
pergaulan dan saling membantu.
b.
Akhlak
Secara
bahasa kata akhlak jamak dari khuluqin yang diartikan tabiat, kebiasaan, adab.
Sedangkan secara istilah adalah sifat yang mantap di dalam diri yang membuat
perbuatan, yang dilakukannya baik atau buruk, bagus atau jelek (Islamwiki,
2008).
Oleh
karenanya, apabila amal dan pikiran seseorang sholeh (baik) maka sholeh pula
diri dan akhlaknya, dan sebaliknya apabila amal dan pikirannya rusak maka rusak
pula dirinya dan akhlaknya.
Akhlak
dapat dirumuskan sebagai suatu sifat atau sikap kepribadian yang melahirkan
tingkah laku perbuatan manusia, dalam usaha membentuk kehidupan yang sempurna
berdasarkan kepada prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh Allah. Dengan
kata lain, akhlak ialah suatu sistem yang menilai perbuatan lahir dan batin
manusia baik secara individu, kumpulan, dan masyarakat dalam interaksi hidup
antara manusia dengan baik secara individu, kehidupan masyarakat dalam
interaksi hidup antara manusia dengan Allah, manusia dengan sesama manusia,
manusia dengan hewan, dengan malaikat, dengan jin, dan juga dengan alam
sekitar.
c.
Etika
Istilah
etika berasal dari kata Latin: Ethic (us), dalam bahasa Inggris: Ethikos = a
body of moral principles or values. Ethic = arti sebenarnya, ialah kebiasaan,
habit, custom. Jadi dalam pengertian aslinya, apa yang disebutkan baik itu
ialah yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat (dewasa itu). Lambat laun
pengertian etika itu berubah, seperti pengertian sekarang. Etika ialah suatu
ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang
dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai jahat (Burhanuddin, 2000: 3).
d.
Susila
Secara
kebahasaan perkataan susila merupakan istilah yang berasal dari bahasa
Sansekerta. Su berarti baik atau bagus, sedangkan sila berarti dasar, prinsip,
peraturan hidup atau norma. Jadi, susila berarti dasar, prinsip, peraturan atau
norma hidup yang baik atau bagus.
Selain
itu, istilah susila pun mengandung pengertian peraturan hidup yang lebih baik.
Istilah susila dapat pula berarti sopan, beradab, dan baik budi bahasanya.
Dengan demikian, kesusilaan dengan penambahan awalan ke dan akhiran an sama
artinya dengan kesopanan.
Moral adalah istilah manusia menyebut ke
manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia
yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak
memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal
mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal
yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak
bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai
implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari
sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di
sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh
sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara
utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral
adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia.
apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama.
Contoh : Masyarakat indonesia bisa hidup
berdampingan dengan bermacam-macam suku, adat, ras, budaya dan agama tanpa
saling melecehkan satu sama lain itu menunjukan bahwa masyarakat indonesia
adalah masyarakat yang bermoral baik.
Tingkah laku moral
merujuk kepada segala perlakuan yang dilakukan oleh individu berdasarkan
nilai-nilai dan norma masyarakat. Individu yang mempunyai tingkah laku moral
ialah individu yang bertindak dengan penuh tanggungjwab mengikut kemampuan diri
sendiri terhadap sesuatu keputusan berlandaskan penaakulan dan emosi moral.
Ciri-ciri individu yang bertingkah laku moral adalah
bertanggungjawab,berdedikasi, berprihatinan, bekerjasama dan bertimbang
rasa.Sehubungan dengan itu, apabila seseorang individu itu mempunyai
ketiga-tiga moral diatas, maka akan melahirkan individu yang berakhlak mulia
dan bermoral. Hal ini kerana setiap keputusan yang dibuat berlandaskan
penaakulan yang rasional, emosi yang terkawal dan tingkah laku moral yang bertanggungjawab.
Fungsi
nilai bagi kehidupan manusia yaitu:
1.
Sebagai
faktor pendorong: nilai berhubungan dengan cita-cita dan harapan.
2.
Sebagai
petunjuk arah: nilai berkaitan dengan cara berfikir, berperasaan, bertindak
serta menjadi panduan dalam menentukan pilihan.
3.
Nilai
sebagai pengawas: nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan atau memaksa
individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan.
4.
Nilai
sebagai alat solidaritas: nilai dapat menjaga solidaritas dikalangan kelompok
atau masyarakat.
5.
Dapat
mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku.
6.
Nilai
sebagai benteng Pengaruh perlindungan: nilai berfungsi menjaga stabilitas
budaya dalam suatu kelompok atau masyarakat.
Proses
terbentuknya nilai, etika, moral, norma, dan hukum dalam masyarakat dan negara
merupakan proses yang berjalan melalui suatu kebiasaan untuk berbuat baik,
suatu disposisi batin yang tertanam karena dilatihkan, suatu kesiapsediaan
untuk bertindak secara baik, dan kualitas jiwa yang baik dalam membantu kita
untuk hidup secara benar. Salah satu cara mekanisme yang dapat membentuk jati
diri yang berkualitas adalah keutamaan moral yang mencakup nilai, moral, dan
etika.
Contoh moral adalah:
Tidak terdapat adanya unsur suatu pemaksaan suatu agama tertentu kepada orang
lain, dengan demikian masyarakat dan bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai
nilai HAM.
• Contoh moral dalam halnya kehidupan sehari-hari adalah:
kalau kita menemukan tas yang berisikan dokumen penting dan juga sejumlah uang
yang terdapat dalam tas tersebut. Seandainya kita memiliki moral yang baik maka
kita akan memberikan tas itu kepada pemiliknya atau kalau tidak pada yang
berwajib.
(Sumber: http://sarmagkadek.blogspot.com/2010/03/pengaplikasian-nilai-norma-dan-moral.html)
Moral
Moral adalah hal yang berhubungan
dengan kepribadian manusia itu sendiri.
Contohnya : Seorang anak yang menonton video porno. Ada 2 faktor yang
mempengaruhi baik contoh. linkungan internal maupun lingkungan eksternal. Akan
tetapi yang sering terjadi lebih besar dipengaruhi oleh lingkungan
eksternal.Seperti halnya dipengaruhi oleh pergaulan dengan sesama teman. Seharusnya orang tua dapat lebih
berperan dalam mengarahkan proses pendidikan moral anaknya dan tidak bisa di
serahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah (lingkungan eksternal).Jika orang tua
ikut berperan,maka perkembangan anak dapat terkontrol dengan baik tanpa ada penyimpangan-penyimpangan
moral dalam kepribadian anak tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar